Pranata Sosial Kemajuan Teknologi Infofrmasi dan Sistem Nilai Budaya

 

Risva Subekti (19310410063) 

Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar 

Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta 

Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta / Amin Nurohmah, S.Pd., M.Sc


Pranata Sosial

Sc : GuruPendidikan.co.id


Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanistic) merupakan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep nilai budaya yang dikembangkan untuk mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya. Tujuan mempelajari Ilmu Budaya Dasar dapat membuat kepekaan siswa/mahasiswa terhadap lingkungan budaya, memperluas wawasan dan daya kritis siswa/mahasiswa tentang masalah kemanusiaan dan budaya dan diharapkan dapat menambah kemampuan siswa/mahasiswa untuk menanggapi masalah atau nilai masyarakat. 


Pranata atau Institution merupakan kelakuan berpola dari manusia dalam kebudayaannya. Seluruh total dari kelakuan manusia yang berpola, tentu dapat diperinci menurut fungsi-fungsi khasnya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia dalam masyarakat. Pranata sosial yang terwujud dalam suatu lembaga sosial diartikan sebagai “norma lama” atau aturan-aturan sosial yang telah berkembang secara tradisional dan terbangun atas budaya lokal sebagai komponen dan pedoman pada beberapa jenis/tingkatan lembaga sosial yang saling berinteraksi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mempertahankan nilai. Norma lama yang dimaksud yaitu aturan-aturan sosial yang merupakan bagian dari lembaga sosial dan simbolisasi yang mengatur kepentingan masyarakat di masa lalu (Sallatang, 1982). Beberapa contoh pranata sosial, yaitu : 

1. Kinship atau Domestic Institutions 

Pranata ini bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan. Contoh pelamaran, perkawinan, poligami, pengasuhan anak-anak, perceraian dsb. 

2. Economic Institutions 

Pranata ini bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk pencarian hidup, memproduksi, menimbun dan mendistribusikan harta benda. Contoh pertanian, peternakan, pemburuan, feodalisme, industri, koperasi, penjualan dsb. 

3. Educational Institutions 

Pranata ini bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna. Contoh pengasuhan anak-anak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pemberantasan buta huruf, pendidikan literasi, pendidikan agama, perpustakaan umum dsb. 

4. Scientific Institutions 

Pranata ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, menyelami alam semesta sekelilingnya. Contoh metode ilmiah, penellitian, pendidikan ilmiah dsb. 

5. Aesthetis and Recreational Institutions 

Pranata bertujuan memenuhi kebutuhan manusia menyatakan rasa keindahannya dan untuk rekreasi. Contoh seni rupa, seni suara, seni gerak, senni drama, kesusasteraan, sport dsb. 

6. Religious Institutions 

Pranata ini bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan tuhan atau dengan alam gaib. Contoh gereja, doa, kenduri, upacara, penyiaran agama, pantangan, ilmu gaib dsb. 

7. Political Institutions

Pranata ini bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan kelompok secara besar-besaran atau kehidupan bernegara. Contoh pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, ketentraman dsb. 

8. Somatic Institutions 

Pranata ini mengurus kebutuhan jasmaniah dari manusia. Contoh pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan kesehatan, kedokteran dsb. 

Dari uraian delapan contoh pranata sosial diatas yang sangat berpengaruh oleh perkembangan informasi dan teknologi adalah Educational Institutions. Pada zaman sekarang perkembangan informasi dan teknologi sangat berkembang dengan pesat. Contoh pembelajaran di masa pandemi semua di alihkan menjadi online dan teknologi yang sangat sering digunakan adalah handphone dan laptop. Tidak hanya pembelajaran yang dialihkan menjadi online bahkan perpustakaan online, pembayaran online, belanja online dll. Dengan perkembangan infromasi dan teknologi semua urusan manusia dipermudah. 


Sistem Nilai Budaya 


Suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Sistem tata kelakuan manusia lain yang tingkatnya lebih konkret, seperti aturan aturan khusus, hukum dan norma norma, semuanya juga berpedoman kepada sistem nilai budaya itu. Kerangka Kluckhohn mengenai masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia. Menurut kerangka Kluckhohn semua sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia itu, sebenarnya mengenai lima masalah pokok dalam kehidupan manusia. Kelima masalah pokok itu yaitu: 

1. Masalah mengenai hakekat dari hidup manusia (MH)

2. Masalah mengenai hakekat dari karya manusia (MK)

3. Masalah mengenai hakekat dari kedudukan manusia dalam ruang waktu (MW) 

4. Masalah mengenai hakekat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya (MA) 

5. Masalah mengenai hakekat dari hubungan manusia dengan sesamanya (MM) 


Kerangka Kluckhohn mengenai LIma Masalah Dasar dalam Hidup 

Yang menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia 


Sebagai individu modern orientasi nilai budaya mengenai MH, MK, MW, MA dan MM sangat berkaitan. Yang pertama MH, tidak bisa dipungkiri semua makhluk hidup mempunyai masalah terlebih manusia karena manusia sejatinya makhluk yang paling sempurna dari makhluk lainnya. Manusia berkomunuikasi dengan individu atau kelompok lain. Komunikasi tersebut dapat mempererat persaudaraan atau bahkan menimbulkan perselisihan salah paham. Yang kedua MK, manusia yang berkarya merupakan manusia yang mampu menunjukkan kemampuannya dalam bentuk sebuah karya. Permasalahan yang sering terjadi dalam bentuk karya adalah plagiarisme. Yang ketiga MW, manusia berpersepsi tentang waktu dengan cara orientasi masa depan atau berorientasi ke masa lalu. Yang keempat MA, pandangan manusia dengan alam. Manusia berdampingan dengan alam, alam yang memberikan sumber bagi manusia. Hubungan manusia dengan alam sangat dahsyat. Kelima MW, hubungan manusia dengan sesamanya. Manusia berhubungan dengan sesama dapat menimbulkan ketergantungan atau ketergantungan dengan atasan yang akan memberikan keuntugan pada manusia. 


Referensi  

Arifin, M. N. (2016). Nilai-nilaI Budaya dalam Pengajaran Bahasa di Sekolah. 

Sallatang, Mohammad Arifin. 1982. “Pinggawa Sawi Suatu Studi Sosiologi Kelompok Kecil”. Disertai. Makassar: Universitas Hasanuddin.


Sumber Gambar 

https://www.gurupendidikan.co.id/pranata-sosial/ (diakses pada 27 Okober 2021) 

Komentar